GROSIRAN

Obligasi dan Dana pelunasannya


BAGIAN I
SURAT BERHARGA “ OBLIGASI ”

  1. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang jangka pendek dan bisa juga jangka panjang atau merupakan pengakuan hutang yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor). Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi.
Surat Obligasi menunjukkan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayaran serta perjanjian-perjanjian lain.
Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga / kupon terakhirnya.



  1. Macam-macam Obligasi
Pengelompokkan obligasi dapat dilakukan dengan bermacam cara yaitu :
        1. Obligasi ditinjau dari jatuh temponya
  1. Obligasi Biasa (term bonds)
Obligasi yang jatuh temponya pada saat yang sama
  1. Obligasi Berseri
        1. Obligasi ditinjau dari jaminannya
          1. Obligasi di jamin
Obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam periode-periode tertentu.
Jaminan berbentuk aktiva tetap yang dimiliki perusahaan yang mengeluarkan obligasi untuk menjamin jika perusahaan tersebut tidak dapat membayar hutangnya.
          1. Obligasi tidak dijamin
Obligasi ini tidak memiliki jaminan jika yang mengeluarkan tidak bisa membayar hutangnya.
        1. Obligasi ditinjau dari penjamin pihak lain
a. Obligasi Bergaransi
Misalnya Perusahaan Induk menjamin obligasi yang dikeluarkan oleh anak perusahaannya.

        1. Obligasi yang bisa ditukarkan dengan saham
          1. Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
Obligasi ini tergantung pada pembeli, jika pembeli menginginkan obligasi ditukar dengan saham, maka pihak yang mengeluarkan obligasi menggantinya, sehingga pembeli menjadi pemegang saham.
        1. Obligasi ditinjau dari bentuknya
          1. Obligasi Atas Nama
Pengambilan bunga pada obligasi ini hanya dapat dilakukan oleh nama yang terdaftar dalam obligasi, sehingga jika dijual harus lapor ke perusahaan yang mengeluarkan, karena harus balik nama.
          1. Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi ini bebas tidak ber-atas nama, setiap lembar obligasi disertai dengan kupon-kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga, kupon tersebut digunakan untuk mengambil bunga. Pembeli bebas tanpa melapor jika menjualnya ke orang lain.


Bagian II
Penentuan Harga dan Pencatatannya

    1. Menentukan Harga Obligasi
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar nominalnya. Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi, semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya.
Untuk mengetahui apakah bunga obligasi cukup besar, bandingkan persentase bunga obligasi dengan persentase bunga di pasar. Perbandingan ini menghasilkan 2 pengertian :
      1. Agio
Adalah Persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar
      1. Disagio
Adalah Persentase bunga obligasi kurang atau lebih rendah dari tingkat bunga di pasar
Contoh Perhitungan untuk menentukan besarnya harga Obligasi
Contoh soal :
Pada tanggal 1 Januari 2008 Tuan Johny membeli obligasi PT. ANEKA nilai nominal : Rp. 100.000.000,- bunga : 7% per tahun dibayarkan setiap tanggal 31 Desember, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2012, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya (tarif efektif) sebesar 8 %.
Jawab :
Perhitungan harga beli oleh Tuan Johny sebagai berikut :
      • Nilai tunai jumlah jatuh tempo
= Nilai Nominal Obligasi x A n 7 p
= Rp. 100.000.000 x A 5 7 8
= Rp. 100.000.000 x 0,68058
= Rp. 68.058.000,-
      • Nilai tunai bunga yang akan di terima
Bunga = 7% x Rp. 100.000.000 = Rp. 7.000.000,-
= Bunga x a n 7 p
= Rp. 7.000.000 x a 5 7 8
= Rp. 7.000.000 x 3,99271
= Rp. 27.948.970,-
Jadi harga beli obligasi diatas menghasilkan tarif efektif 8% adalah sebesar Rp. 68.058.000 + Rp. 27.948.970 = Rp. 96.006.970
Atau dengan kata lain disagio obligasi sebesar :
Rp. 100.000.000 – Rp. 96.006.970 = Rp. 3.993.030

    1. Pencatatan Penanaman Modal Dalam Obligasi
Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi, provisi, materai dll.
Pada obligasi terdapat bunga, apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli membayar harga beli ditambah bunga berjalan yaitu bunga sejak tanggal pembayaran terakhir sampai tanggal pembelian obligasi.
Contoh perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi :
Ny. Yuniati tanggal 1 Agustus 2008 membeli 8 lembar obligasi PT. UMI dengan nominal perlembar Rp. 100.000.000,-
Dengan kurs 101. obligasi ini berbunga 12 % setahun, dan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember. Pada saat pembelian dibayar provisi dan materai sebesar Rp.2.500.000,-
Perhitungan
      • Harga Perolehan Obligasi
Harga Kurs : x ( 8 lbr x 100.000.000) = 808.000.000
Provisi dan Materai 2.500.000 +
Harga Perolehan Rp. 810.500.000

      • Bunga Berjalan (Mei – Agustus 2008)
Tanggal bunga terakhir : 1 Mei 2008
Tanggal Pembelian : 1 Agustus 2008
Periode Bunga Berjalan : x 12% x 800.000.000
(3 bulan/12 bulan x bunga x harga obligasi)
: Rp. 24.000.000,-

Kita bisa lihat pada tabel, bagaimana cara penulisan jurnalnya :
Transaksi
Jurnal

1 Agustus 2008
Pembelian Obligasi




1 Nopember 2008
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 800.000.000
= Rp. 48.000.000,-





Pembelian obligasi PT. UMI Rp. 810.500.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 24.000.000,-
Kas Rp. 834.500.000,-



Kas Rp. 48.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 48.000.000,-

atau

Kas Rp. 48.000.000,-
Piutang Pendptn. Bunga Rp. 24.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 24.000.000,-


Bagaimana pencatatannya jika terdapat agio atau disagio pada saat pembelian obligasi? Dalam penanaman modal jangka panjang, agio atau disagio obligasi ini diamortisasi selama umur pemilikan obligasi, sehingga pada tanggal jatuh tempo obligasi yang dimiliki saldonya sebesar nilai nominal.
Amortisasi biasanya digunakan untuk menunjukkan penyusutan dari agio obligasi, sedangkan penyusutan disagio disebut akumulasi. Amortisasi agio atau akumulasi disagio biasanya dikerjakan dengan metode garis lurus.
Contoh perhitungan akumulasi disagio :
Pada tanggal 1 Maret 2006 dibeli obligasi, nominal Rp. 100.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2008 dengan harga Rp. 96.600.000 termasuk komisi dan materai. Bunga dibayarkan setiap 1 Januari dan 1 Juli tiap-tiap tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008 obligasi dilunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan :
Harga beli Rp. 96.600.000,-
Bunga berjalan: x 12% x Rp. 100.000.000 Rp. 2.000.000,- +
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 98.600.000,-

Disagio obligasi = Rp. 100.000.000 – Rp. 96.600.000 = 3.400.000,- akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan ( 1 Maret 2006 s/d 31 Desember 2008). Akumulasi disagio setiap bulan sebesar :




Jurnal yang akan dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut diatas adalah :
Transaksi
Jurnal

1 Maret 2006
Pembelian Obligasi



1 Juli 2006
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 6.000.000,-

31 Desember 2006
Penyesuaian
    1. mencatat bunga 6 bulan


    1. akumulasi disagio
10 bulan x Rp. 100.000 = Rp. 1 jt

1 Januari 2007
a) Penyeseuai kembali


    1. Penerimaan bunga

1 Juli 2007
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 6.000.000,-

31 Desember 2007
Penyesuaian
  1. Mencatat pendapatan bunga


  1. Akumulasi disagio
12 bln x Rp. 100.000 = Rp. 1,2 jt

31 Desember 2008
Dilunasi obligasi


Penanaman Modal Obligasi Rp. 96.600.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 2.000.000,-
Kas Rp. 98.600.000,-



Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-




Piutang Bunga Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-

Penanaman Modal Obligasi Rp. 1.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 1.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Piutang bunga Rp. 6.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-




Piutang Bunga Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-


Penanaman Modal Obligasi Rp. 1.200.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 1.200.000,-


Kas Rp.100.000.000,-
Penanaman Mdl Obligasi Rp. 100.000.000,-



Bagian III
Penjualan, Pertukaran dan Pelunasan Obligasi

  1. Penjualan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo
Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan untuk penanaman modal jangka panjang dijual sebelum tanggal jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi penjualan didasarkan pada jumlah uang yang diterima dengan nilai buku obligasi.
Nilai buku obligasi dihitung dengan cara : Harga perolehan obligasi di tambah dengan akumulasi disagio sampai tanggal penjualan atau Harga perolehan obligasi di kurangi amortisasi agio sampai tanggal penjualan.
Contoh perhitungan Nilai Buku dengan amortisasi agio
Pada tanggal 1 April 2006 dibeli obligasi, nominal Rp. 100.000.000 bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2008, dengan harga Rp. 106.600.000 (termasuk komisi dan biaya lainnya). Bunga di bayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal jatuh tempo obligasi dilunasi.
Jawab :
Agio obligasi sebesar Rp. 100.000.000 – Rp. 106.600.000 = Rp. 6.600.000
Diamortisasi ( 1 April 2006 s/d 31 Desember 2008 ) : 33 bulan
Maka amortisasi agio tiap bulan :
Harga perolehan obligasi Rp. 106.600.000
Amortisasi Agio:
Tahun 2006 = 9 bln x Rp. 2 rb = Rp. 1,8 jt
Tahun 2007 = 12 bln x Rp. 2 rb = Rp. 2,4 jt
Tahun 2008 = 3 bln x Rp. 2 rb = Rp. 6 jt
Rp. 4.800.000 -
Nilai buku obligasi Rp. 101.800.000
Harga jual obligasi Rp. 101.500.000 -
Rugi penjualan obligasi Rp. 300.000
Bunga berjalan x 12% x Rp. 100 jt Rp. 1.000.000
Uang yang diterima = 101,5 jt + 1 jt Rp. 102.500.000

Pencatatan jurnalnya :
Transaksi
Jurnal

Mencatat amortisasi agio selama 3 bulan
3 bulan x Rp. 2.000.000


Mencatat penjualan dan penerimaan bunga


Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.000.000,-
Penanaman Modal Obligasi Rp. 6.000.000,-



Kas Rp.102.500.000,-
Rugi penjualan obligasi Rp. 300.000,-
Penanaman modal obligasi Rp. 101.800.000,-
Pendapatan bunga Rp. 1.000.000,-


  1. Pertukaran Obligasi
Apabila obligasi yang dimiliki minta di tukar dengan surat berharga lain, maka rekening penanaman modal dalam obligasi ditutup dan dibuka rekening penanaman modal yang baru. Surat berharga yang diterima dicatat sebesar harganya di bursa, selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.
Contoh soal penukaran obligasi dengan saham biasa
Misal obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000.000,- bunga 12%, dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
Pada tanggal 1 April 2007 nilai bukunya sebesar Rp. 102.400.000,- dan ditukarkan dengan 10 lembar saham biasa, nominal Rp. 1.000.000,-/lbr. Pada tanggal tersebut harga pasar saham biasa tercatat sebesar Rp. 1.200.000/lbr.
Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi diatas :
Transaksi
Jurnal

Mencatat amortisasi agio selama 3 bulan



Mencatat pertukaran obligasi dengan saham biasa



Mencatat penerimaan bunga berjalan obligasi untuk 1 bulan :
1/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 1.000.000,-


Pendapatan bunga obligasi Rp. xxx
Penanaman Modal Obligasi Rp. xxx



Penanaman modal saham Rp.120.000.000,-
Penanaman modal obligasi Rp. 102.400.000,-
Laba pertukaran obligasi Rp. 9.600.000,-


Kas Rp. 1.000.000,-
Pendapatan bunga Rp. 1.000.000,-


  1. Pelunasan Obligasi sebelum Jatuh Tempo
Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilakukan dengan memberi agio pada pemegang obligasi pada waktu pelunasan terjadi.
Akumulasi disagio atau amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis lurus tetapi menggunakan amortisasi dipercepat.

Contoh soal pelunasan sebelum jatuh tempo dengan amortisasi agio dipercepat
Obligasi dibeli tanggal 1 Januari 1996 dan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2016. daftar tanggal pelunasan dengan jumlah pelunasan sebagai berikut :
Dilunasi tanggal 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2005 = 105
Dilunasi tanggal 1 Januari 2006 sampai 31 Desember 2010 = 103
Dilunasi tanggal 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2015 = 101
Apabila obligasi ini dibeli diatas nilai nominal maka perhitungan amortisasi agionya harus dibuat sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misal obligasi nominal Rp. 10.000.000 dibeli dengan harga Rp. 11.000.000,- amortisasi yang dipercepat dihitung sebagai berikut :
Kurs 105
Kurs 103
Kurs 101
Kurs 100
Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalam buku investor dengan debit kas, kredit penanaman modal dalam obligasi sedangkan laba ruginya merupakan selisihnya. Penerimaan bunga tetap dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.
  1. Dana Pelunasan Obligasi
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi seringkali harus mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu menjual obligasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada tanggal jatuh tempo.
Dana biasanya dibentuk dengan simpanan tiap-tiap periode, simpanan ini bisa dalam jumlah yang sama dapat juga dalam jumlah yang tidak sama. dana ini biasanya digunakan dulu untuk mencari pendapatan yaitu dengan cara di tanamkan pada modal surat berharga berjangka pendek.
Pengurusan dana ini bisa oleh perusahaan itu sendiri atau di wali-kan. Jika perusahaan itu sendiri maka langsung dicatat dalam buku-buku perusahaan. Jika di wali-kan maka setiap periode, wali mengirimkan laporan mengenai kegiatan dana.

  1. Dana dan Pembatasan Laba Tidak Dibagi
Pembatasan laba tidak dibagi dimaksudkan agar para pemegang saham tidak dapat meminta pembagian seluruh saldo laba tidak dibagi sebagai deviden. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya usaha perusahaan. Bisa juga untuk memelihara jalannya perusahaan pada waktu perusahaan membentuk dana misalnya dana pelunasan obligasi.
Misalnya PT. DANA JAYA membentuk Dana Pelunasan Obligasi (DPO) sebesar Rp. 1.000.000.000,- pembentukan dana ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Dana Pelunasan Obligasi-Kas Rp. 1.000.000.000,-
Kas Rp. 1.000.000.000,-

Sehubungan dengan pembentukan dana ini diadakan pembatasan laba tidak dibagi dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Laba Tidak Dibagi Rp. 1.000.000.000,-
Laba Tidak Dibagi untuk DPO Rp. 1.000.000.000

Sesudah dilakukan pembatasan dengan jurnal seperti diatas maka laba tidak dibagi yang masih bebas dan dapat dibagi sebagai deviden berkurang sebesar Rp. 1.000.000.000,- apabila hutang obligasi sudah dilunasi dengan menggunakan dana pelunasan obligasi maka tidak diperlukan lagi pembatasan laba tidak dibagi. Untuk penghapusan maka laba tidak dibagi dikembalikan ke rekening Laba Tidak Dibagi, jurnal :

Laba Tidak Dibagi untuk DPO Rp. 1.000.000.000,-
Laba Tidak Dibagi Rp. 1.000.000.000,-


Lanjut >>> BAGIAN IV

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Zaki Baridwan, Akuntan, Intermediate Accounting, Edisi 3, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, 1981.


*maaf jika berantakan pengaturannya, karena editing di di blog berbeda dengan microsoft word.

3 komentar:

  1. tolong diperbaiki.......
    karena dapatmembantu dalam pembelajaran.....

    BalasHapus
  2. tolong bantu jawab ya
    pt chandes menerbitkan obligasi dengan niali kontrak $100.000 imbalan 10% untuk 5 tahun. pada 1 jan 2014 nilai imbalan pasar adalah 12% . imbalan dibayarkan setiap 1 juli dan 1 januari. berapa nilai buku obligasi pada 1 juli 2014 dengan nilai pasar dalam menghitung present value...

    BalasHapus