GROSIRAN

pornografi dan pornoaksi dalam islam

Pornografi dan Pornoaksi, Adakah Dalam Islam ?

Oleh: *Hizbullah Mahmud **)

Tarik menarik defenisi pornografi kini sedang terjadi di Indonesia. Para
penggemar pornografi, dan kalangan seniman, menganggap foto Anjasmara dan
foto model Isabel Yahya bukanlah termasuk pornografi, begitu pula dengan
goyang erotis ala Inul Daratista.

Aktifis feminisme mengatakan, "Soal porno itu soal persepsi. Kalau sejak
awal otaknya 'ngeres', melihat apa-apa bisa porno", kata Myra Diarsih dalam
sebuah diskusi di STCV. Pernyataan ini disambut Dani Dewa (penyanyi kelompok
Band Dewa), katanya, "Kalau saya melihat tarian Inul, itu biasa aja, kalau
yang lain, otaknya selalu ngeres ya porno".

Logikanya, karena yang paling meminta ada UU Anti-Pornografi itu adalah umat
Islam, maka, yang paling 'ngeres' otaknya ya umat Islam. Terutama para
ulama. Begitu jika memakai logika Myra Diarsih atau Dani Dewa.

Jika ngumbar tubuh di depan umum bahkan (bugil sekalipun) bukan termasuk
pornografi sebagaimana yang mereka katakan, sepatutnya kita balik bertanya
kepada mereka, apa sebenarnya definisi pornografi?

Nah, kata pornografi ini memang akan menjadi hal yang bisa diputar balik
–terutama pihak-pihak yang sejak awal merasa terancam- dengan alasan
mempunyai makna yang luas, tergantung dari sisi mana mengartikannya.

Solusi yang tepat kita kembalikan kepada Islam. Apakah Islam mengenal
pornografi atau pornoaksi?

Aurat dalam Islam

Dibanding istilah yang dikenal Barat, Islam lebih tegas dan jauh lebih luar
dibanding sekedar istilah pornografi. Yakni yang dikenal dengan istilah *
aurat*.

Untuk lebih jelasnya, penulis ingin mengemukakan beberapa pendapat yang
sudah banyak disampaikan oleh empat imam madzab. Terutama menyangkut batasan
*aurat*.

Aurat secara bahasa bermakna an naqsu yang berarti kurang atau aib adapun
secara istilah sesuatu yang tidak diboleh dilihat atau dipertontonkan.
Menutup *aurat* wajib hukumnya dan ini telah menjadi kesepakatan para ulama
baik klasik maupun kontemporer kecuali untuk keperluan darurat seperti buang
air besar atau mandi dsb.

Hal ini berdasarkan hadist Nabi ; "Aisyah meriwayatkan, bahwa saudaranya
yaitu Asma' binti Abubakar pernah masuk di rumah Nabi dengan berpakaian
jarang sehingga tampak kulitnya. Kemudian beliau berpaling dan mengatakan: "
*Hai Asma'! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah datang waktu haidh,
tidak patut diperlihatkan tubuhnya, melainkan ini dan ini -- sambil ia
menunjuk muka dan dua tapak tangannya*". (Riwayat Abu Daud dalam *Fiqh Islam
Wa Adillatuh *oleh Dr Wahbah Zuhaili Juz :1 Hal :738).

Dalam hadis ini ada kelemahan, tetapi diperkuat dengan hadis-hadis lain yang
membolehkan melihat muka dan dua tapak tangan ketika diyakinkan tidak akan
membawa fitnah.
Batasan *aurat
*
Menurut mazhab Hanafi, aurat laki-laki mulai dari bawah pusar sampai bawah
lutut, hal ini berdasarkan *ma'tsur *(perkataan sahabat); "Aurat laki-laki
apa yang ada diantara pusar dan lututnya atau apa yang ada dibawah pusar
sampai lutut. Sedangkan aurat perempuan seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
telapak tangan".

Firman Allah: "*Janganlah orang-orang perempuan menampakkan perhiasannya,
melainkan apa yang biasa tampak dari padanya" *(QS : An Nur :31).

Menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Umar maksud perhiasan yang biasa nampak dalam
ayat ini adalah wajah dan telapak tangan (Dalam *Roddul Muhtar *Juz :1 Hal :
375-378).

Mazhab Maliki, membagi *aurat *lelaki dan wanita ketika shalat dan diluar
shalat kepada dua bagian. *Pertama*, *aurat* berat (*mughallazah) *dan*aurat
* ringan (*mukhaffafah*). *Aurat* berat pada lelaki adalah kemaluan dan
dubur sedangkan aurat ringan selain dari kemaluan dan dubur. (dalam *Bidayatul
Mujtahid *Juz :1 Hal :111).

*Fahd *(paha) menurut mazhab ini bukanlah aurat, mereka berdalil dengan
hadist nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah; "*Pada perang Khaibar
tersingkaplah pakaian Nabi dan nampaklah pahanya". *(HR Bukhori dan Ahmad).
Namun pendapat ini di *rodd *oleh para ulama lain karena banyak dalil lain
yang lebih kuat dan *tsiqoh*. (Dalam* Nailul Authar* Juz :2 Hal :178).

*Aurat* berat wanita seluruh badan kecuali ujung-ujung badan dan dada. Yang
dimaksud ujung badan adalah anggota ujung badan seperti tangan, kepala dan
kaki. Semua ujung badan itu tidak dianggap aurat berat ketika sembayang.

Mazhab Maliki membataskan apa yang dianggap aurat ringan pada wanita
termasuk dada, lengan, leher, kepala dan kaki. Sedangkan muka dan dua tapak
tangan tidak dianggap aurat langsung pada mazhab ini, pendapat mazhab ini
banyak diikuti negara-negara Arab di Afrika Utara dan negara-negara Afrika.

Menurut mazhab Syafi'i, aurat pada laki-laki terletak di antara pusat dan
lutut, baik dalam shalat, thawaf, antara sesama jenis atau kepada wanita
yang bukan mahramnya, hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abi
Sa'id Al Khudri; "*Aurat seorang mukmin adalah antara pusar dan lututnya"*.
(HR Baihaqi).

Dalam hadist lain dikatakan; "*Tutuplah pahamu karena paha termasuk aurat".
*(HR Imam Malik)". (dalam *Mugni Al Muhtaj* Hal:1 Juz:185).

Batas aurat wanita termasuk seluruh badan kecuali muka dan dua tapak tangan
di bagian atas dan bagian bawahnya. Dalil mazhab ini adalah firman
Allah; "*Janganlah
orang-orang perempuan menampakkan perhiasannya, melainkan apa yang biasa
tampak dari padanya" *(QS: An Nur :31).

Hadist Nabi mengatakan; "*Rasulullah melarang wanita yang sedang ihrom
memakai qofas (sarung tangan) dan niqob (tutup muka)*". (HR Bukhari).

Kalau sekiranya muka dan telapak tangan bukan aurat niscaya Rasul tidak akan
melarang wanita yang sedang ihrom menggunakan *qofas *dan *niqob*.

Menurut mazhab Hambali, *aurat *pada laki-laki terletak di antara pusat dan
lutut dalil mazhab ini sama dengan yang digunakan oleh mazhab hanafi dan
mazhab syafi'i. Adapun aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah
dan telapak tangan, hal ini berdasarkan firman Allah dan hadist-hadist
diatas. (dalam *Goyatul Muntaha* Juz:1 Hal: 97-98).

Mengumbar *aurat *didepan umum selain kepada mahramnya dan yang
diperbolehkan oleh syari'ah, dikategorikan sebagai tindakan pornografi baik
karena alasan seni, kebebasan ekspresi ataupun yang lainnya.

Dengan demikian konsep pornografi dalam Islam sangat jelas, tegas dan lugas,
hal ini tentunya berbeda dengan konsep orang-orang Barat yang masih
ngambang, sehingga masih ada celah-celah untuk menyelewengkannya.

Karena itu, umat Islam harus ekstra hati-hati dalam menyikapi hal ini,
terutama terhadap pihak-pihak yang mengambil kesempatan dengan bermain
'kata-kata' dengan mengatakan 'defenisi pornografi belum jelas".

Pihak-pihak tertentu itu –terutama yang merasa terancam jika RUU ini
berlaku-- kini berusaha membuat dalil untuk gagalnya RUU ini terjadi.
Kelihatannya, dalil yang digunakan untuk menyebarkan kebaikan, demokrasi,
mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan kesetaraan gender.

Padahal sebenarnya, seperti dikatakan Al-Qur'an, mereka telah membuat
kerusakan yang besar, akan tetapi mereka tidak menyadarinya. *"Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar"*. (QS: Al Baqarah: 12).

Bagaimanapun, sebagai masyarakat biasa, kita sadar, RUU yang kini sedang
digodok di DPR itu adalah sebuah niat baik, yang justru melindungi martabat
wanita, anak-anak dan keluarga.
Karenanya, jika masih ada orang berdebat dan bersilat lidah dibalik
kata-kata, "Defenisi pornografi belum jelas", sebaiknya memakai defenisi
Islam tentang *aurat*.

Apakah sesungguhnya yang boleh dilihat, dipandang dan dipamerkan bagi
seorang wanita atau pria.

Dalam Islam, soal *aurat *jauh lebih luas, tegas dan jelas. Berbalik 180
derajat dibanding soal pornografi yang dikenal di Barat. Jangankan soal
wajah dan tubuh, sampai-sampai, soal suara pun Islam mengatur dengan cermat
dan menganggapnya *aurat*.

Bagi mereka yang masih suka bermain kata-kata dan bersilat lidah, sebaiknya
kita menanyakan dengan hati nurani. Bagaimanakah jika semua yang sedang dia
bela-bela itu (terutama pornografi dan pornoaksi) itu bila kelak terjadi dan
merusak sendi kehidupan masyarakat?
Dan bagaimana bila anak-ananya atau saudara-saudara perempuannya yang
menjadi pelaku? Atau, mungkin, justru anak-anak dan saudara-saudara yang
kelak menjadi korban? Nah, kecuali jika mereka memang tak punya hati. Karena
itu, artikel ini, hanya bagi Anda yang masih 'memiliki hati'.

*) *Penulis adalah pengelola website al-ukhuwah.com dan Mahasiswa
Universitas Al Azhar Kairo Fakultas Syari'ah Islamiyah.
*

--
Ilmu yang kamu miliki tidaklah cukup; kamu harus mengamalkannya.
Niat tidaklah cukup; kamu harus melaksanakannya.





Barang siapa yang tidak tunduk patuh kepada diin ALLAH, jangan kira akan
pernah damai dunia ini, jangan kira akan pernah diterima amal dan ibada
kita.

Rasulullah bersabda:
"Wahai segenap manusia menyerulah kepada yang ma'ruf dan cegahlan dari
munkar, sebelum kamu berdo'a kepada ALLAH dan tidak dikabulkan. Dan mohon
ampunan namun tidak diampuni. Amar ma'ruf tidak mendekatkan ajal.
Sesungguhnya para rabi Yahudi da Rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan
amar ma'ruf nahi munkar dilaknat oleh ALLAH melalui nabi-nabi mereka. Mereka
juga ditimpa bencana dan malapetaka." (HR Thabarani)

Pengertian manajemen dan manager



PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Pertama, sebelum pengertian tentang manajemen dan manajer, kita mencoba melihat atau membahas gambaran umum tentang manajemen. Sebenarnya manajemen memiliki arti yang sangat luas tergantung dimana kita meletakkan kalimat manajemen tersebut, bisa berhubungan dengan akuntansi, perusahaan, organisasi, pribadi dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan kita pribadi sehari-hari sebenarnya terdapat fungsi dan bentuk manajemen pribadi. Contohnya kegiatan kita sehari-hari dari pagi, siang, sore, malam, hingga pagi lagi. Mulai dari kita bangun tidur, apa yang pertama kita pikirkan ? setiap orang berbeda-beda apa yang mereka pikirkan setelah bangun tidur, misalnya kita bersyukur, menanyakan jam berapa ini, setelah itu kita merencanakan habis ini salat, mandi, makan, setrika baju, berangkat sekolah atau kerja dan seterusnya. Maka akan terjadilah sebuah schedule atau tata urutan kegiatan dari pagi hingga pagi lagi walaupun hanya didalam pikiran saja. Secara tidak langsung hal inilah yang disebut kita sedang memanajemen diri kita sendiri untuk melaksanakan schedule tersebut. Walaupun dalam prakteknya kita bisa melaksanakan secara urut atau acak schedule tersebut, akan tetapi pasti akan dilakukan. Secara tidak langsung juga kita telah menjadi manajer untuk diri kita sendiri dan juga kita sebagai bawahan untuk diri kita. Jadi secara tidak langsung kita seperti sebuah perusahaan ada bawahan dan ada atasan, walaupun semuanya dilakukan oleh diri kita sendiri. Sehingga bisa disimpulkan bahwa manajemen berhubungan dengan organisasi atau adanya sekumpulan orang lebih dari satu.
Dalam manajemen juga memiliki aspek pendukung yang berkaitan, aspek tersebut adalah Administrasi dan Kepemimpinan. Kenapa manajemen membutuhkan dua aspek tersebut ? sebab manajemen membutuhkan kepemimpinan untuk melaksanakan tahap-tahap manajemen dan manajemen juga membutuhkan Administrasi guna memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan tahap-tahap manajemen.
Sebenarnya apa arti dari Administrasi dan Kepemimpinan ?
Administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. (sumber : makalah kakak tingkat).
Sedangkan Kepemimpinan menurut T. Hani Handoko, adalah Bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. (1997:294)

  1. PERUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas Pengertian Manajemen dan Manajer serta Evolusi Pemikiran Manajemen. Manajemen disini akan berhubungan dengan organisasi. Pembahasan tentang manajemen sebelumnya akan diketahui terlebih dahulu fungsi-fungsi dari manajemen. Untuk evolusi pemikiran manajemen akan dibahas sejarah dari manajemen dan manajemen masa sekarang.
  1. TUJUAN PENULISAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
    1. Mengetahui dan memahami tentang manajemen baik untuk organisasi dan lainnya
    2. Mengerti tentang manajer dan menjadi manajer.
    3. Mengetahui dan mengikuti perkembangan evolusi pemikiran manajer.

TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Sebelum kita mengetahui pengertian Manajemen, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu masalah Fungsi dari Manajemen.
Fungsi manajemen ada bermacam-macam menurut tokoh-tokoh manajemen, antara lain :
  1. Menurut George R. Terry fungsi manajemen yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (menggerakkan), controling (Pengendalian) (1986).
  2. Menurut Henri Fanyol yang di kutip T. Hani Handoko, fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan. (1997:21).
  3. Menurut Lutter Gulick yang di kutip oleh Suharsini Arikunto, fungsi manajemen adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (kepegawaian), directing (pengelolaan), coordinating (koordinasi), reporting (pelaporan) dan budgetting (rencana biaya). (Suharsini Arikunto, 1993:38)
Manajemen dalam sebuah organisasi mempunyai jenjang (level) yang berbeda. Perbedaan jenjang menunjukkan perbedaan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Terlepas dari jenjangnya, seluruh manajer melakukan fungsi-fungsi seperti diatas akan tetapi penulis simpulkan sebagai berikut : (1) Planning, (2) Organizing, (3) Directing, dan (4) controlling, serta (5) Decision making.
Planning : Adalah proses menetapkan tujuan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang dan strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Organizing : Manajemen berusaha untuk menyusun dan membagi tugas-tugas yang perlu dikerjakan.
Directing : Adalah proses mengelola aktivitas harian (day-to-day activities) dan memelihara agar organisasi berfungsi sebagaimana mestinya.
Controlling : Merupakan proses untuk menyakinkan bahwa hasil yang dicapai sesuai rencana. Dengan pengendalian, manajemen dapat mengenali masalah yang ada untuk dilakukan tindakan penyelesaian dan mengenali hasil yang dicapai secara efisien dan efektif. Pengendalian didasar konsep yang menyatakan bahwa waktu yang dimiliki manajemen merupakan sumber daya yang langka dan perhatian manajemen harus diarahkan kepada hal yang menyimpang dari rencana semula.
Decision making : Adalah proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan. Pengambilan keputusan merupakan titik sentral dari masing-masing fungsi manajemen karena pada setiap fungsi manajemen lainnya pasti diperlukan pengambilan keputusan.

  1. PENGERTIAN MANAJEMEN
Masalah definisi dari manajemen memang merupakan masalah yang sulit. Dan sampai sekarang tidak ada persetujuan universal tentang definisi manajemen. Manajemen selalu berhubungan dengan sebuah organisasi. Yaitu sekumpulan orang yang bekerjasama disetiap bidangnya untuk mencapai satu tujuan. Sehingga bisa dibuatkan sebuah urut-urutan untuk mengartikan arti dari manajemen.

Menurut T. Hani Handoko mendefinisikan:
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. (1997:8).
Menurut George R. Terry mendefinisikan:
Manajemen adalah merupakan proses yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan, yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber yang lain. (1986:4)

Menurut M. Manullang mendefinisikan:
Manajemen adalah seni ilmu pengetahuan, pengorganisasian, penyusunan, pengolahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan (2002:5).

Menurut Nanang Fattah mendefiniskan:
Manajemen adalah sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. (2000:1).
Menurut Ngalin Purwanto mendefinisikan:
Manajemen merupakan proses kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu dan pelaksanaannya perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang baik. (1993:6).
Dari definisi diatas penulis simpulkan bahwa Manajemen adalah proses yang berupa tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan serta pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.

  1. PENGERTIAN MANAJER
Secara umum manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Seperi halnya manajemen dapat diketemukan disemua organisasi, manajer juga ada disetiap organisasi.
Seperti yang telah dibahas pada fungsi manajemen dipoint atas, menurut T. Hani Handoko (1997:17), manajer memiliki level atau tingkatan dalam sebuah organisasi, yaitu Top Management (manajer puncak) Middle Management (manajer menengah) dan Lower Management (manajer lini).
  1. Manajer lini (lower management)
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Kepala atau Pimpinan (leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisors).
  1. Manajer menengah (middle management)
Manajer menengah ini membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lini lainnya dan kadang-kadang juga membawahi karyawan operasional. Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Manajer Departemen atau Kepala Pengawas (Superintendent).
  1. Manajer puncak (top management)
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Direktur, Presiden, Kepala Divisi, dan lain sebagainya.


Jika kita bedakan kembali manajer menurut untuk mana mereka bertanggung jawab, menurut T. Hani Handoko (1997:17), yaitu manajer umum dan manajer fungsional.
Manajer umum mempunyai tugas mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja (T. Hani Handoko (1997:20)).
Sedangkan manajer fungsional mempunyai tanggungjawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian (personalia) atau akuntansi. (T. Hani Handoko (1997:29)).

  1. EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN
Evolusi yang berasal kata dari bahasa Inggris yaitu Evolution yang berarti Perkembangan atau perubahan pelan.
Seperti semua bidang studi lainnya, perkembangan pemikiran tentang manajemen terjadi sangat pesat. Oleh karena itu, agar pembahasan dan pemahaman tentang manajemen mengenai sasaran, perlu diketahui terlebih dahulu teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang akan memberikan “landasan” kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya.
Tanpa teori, semua pembahasan adalah berupa dugaan dan harapan yang akan membatasi penggunaannya dalam organisasi yang semakin kompleks.
Di dalam setiap negara memiliki fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip dasar tentang manajemen sendiri-sendiri setiap negara bisa berbeda walau hanya sedikit sekali tingkat perbedaannya, dan sebagian besar sama dengan manajemen negara barat.
Sebagai contoh negara Jepang. Takeo Fujisawa salah seorang pendiri perusahaan Honda Motor, pernah mengatakan bahwa “95% manajemen Jepang telah mengambil mengambil oper cara-cara manajemen Barat, namun perbedaan 5% itulah yang dipandang manajemen Jepang tidak sama dengan manajemen Barat”.
Menurut T. Hani Handoko (1997:40), ada tiga aliran pemikiran manajemen yang ada: aliran klasik (dibagi dua yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran hubungan manusiawi dan aliran manajemen modern.
Untuk lebih jelasnya tentang perkembangan pemikiran manajemen dari waktu-kewaktu dan nama tokoh atau kontributornya bisa dilihat pada data dibawah ini (menurut T. Hani Handoko (1997:41)):
Periode 1870 – 1930 Manajemen Ilmiah
Nama Kontributor : Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, Henry Gantt, Harington Emerson.
Periode 1900 – 1940 Teori Organisasi Klasik
Nama Kontributor : Henri Fayol, Jame D. Mooney, Mary Parker Follett, Herbert Simon, Chester I. Banard.
Periode 1930 – 1940 Hubungan Manusiawi
Nama Kontributor : Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, Hugo Munsterberg.
Periode 1940 – Sekarang Manajemen Modern
Nama Kontributor : Abraham Maslow Crish Argyris, Dougles McGregor, Edgar Schien, David McCleland, Robert Blake & Jane Mouton dan lain sebagainya.
Perubahan pemikiran manajemen terjadi setiap saat, setiap tokoh manajemen memiliki pemikiran yang berbeda-beda, bahkan terjadi banyak perdebatan hanya untuk menjelaskan bagaimana manajemen dapat diklasifikasikan. Banyak penulis menyetujui bahwa manajemen mencakup berbagai tingkat ketrampilan, tetapi di lain pihak juga sikap berbeda-beda.
Menurut T. Hani Handoko (1997:59), ada lima arah perkembangan pemikiran teori manajemen di masa mendatang, yaitu:
  1. Dominan, Salah satu dari aliran utama yang muncul sebagai yang paling berguna.
  2. Divergence, Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri-sendiri.
  3. Convergence, Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur
  4. Sintesa, Masing-masng aliran berintegrasi (bergabung atau penggabungan)
  5. Proliferation, Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

  1. KESIMPULAN PENULIS
Setelah mempelajari berbagai buku dan mengambil kutipan-kutipan dari buku-buku tersebut tentang pengertian manajemen dan manejer serta tentang evolusi pemikiran manajemen, Penulis telah membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
  1. Pengertian Manajemen
Bagi penulis sebelum kita membahas tentang pengertian manajamen harus mengetahui tentang fungsi dari manajemen, dan fungsi tersebut telah dijelaskan diatas, jadi pengertian manajemen adalah proses yang berupa tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan serta pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
  1. Pengertian Manajer
Pengertian manajer adalah setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Serta bertugas Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan Personalia, Pengarahan dan Pengawasan dalam pelaksanaan manajemen.
  1. Evolusi Pemikiran Manajemen
Seperti halnya bidang studi lainnya manajemen juga memiliki perkembangan dalam pendefinisian dan memiliki berbagai macam aliran-aliran.
Evolusi yang terjadi bisa juga dimana pemikiran yang utama menjadi dominan, atau terjadi setiap pemikiran berkembang dengan sendiri-sendiri, atau mungkin terjadi penggabungan pemikiran bahkan bisa juga muncul pemikiran yang baru.

Lanjut >>> MATERI MANAJEMEN LAINNYA

DAFTAR PUSTAKA

Hani Handoko T., 1997, Manajemen, Edisi II, Yogyakarta : BPFE
Manullang M., 2002, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
George R. Terry., 1986, Azas-Azas Manajemen, Bandung : Alumni
Ngalim Purwanto., 1993, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suharsini Arikunto., 1998 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Obligasi dan Dana pelunasannya


BAGIAN I
SURAT BERHARGA “ OBLIGASI ”

  1. Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang jangka pendek dan bisa juga jangka panjang atau merupakan pengakuan hutang yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor). Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi.
Surat Obligasi menunjukkan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayaran serta perjanjian-perjanjian lain.
Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga / kupon terakhirnya.



  1. Macam-macam Obligasi
Pengelompokkan obligasi dapat dilakukan dengan bermacam cara yaitu :
        1. Obligasi ditinjau dari jatuh temponya
  1. Obligasi Biasa (term bonds)
Obligasi yang jatuh temponya pada saat yang sama
  1. Obligasi Berseri
        1. Obligasi ditinjau dari jaminannya
          1. Obligasi di jamin
Obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam periode-periode tertentu.
Jaminan berbentuk aktiva tetap yang dimiliki perusahaan yang mengeluarkan obligasi untuk menjamin jika perusahaan tersebut tidak dapat membayar hutangnya.
          1. Obligasi tidak dijamin
Obligasi ini tidak memiliki jaminan jika yang mengeluarkan tidak bisa membayar hutangnya.
        1. Obligasi ditinjau dari penjamin pihak lain
a. Obligasi Bergaransi
Misalnya Perusahaan Induk menjamin obligasi yang dikeluarkan oleh anak perusahaannya.

        1. Obligasi yang bisa ditukarkan dengan saham
          1. Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
Obligasi ini tergantung pada pembeli, jika pembeli menginginkan obligasi ditukar dengan saham, maka pihak yang mengeluarkan obligasi menggantinya, sehingga pembeli menjadi pemegang saham.
        1. Obligasi ditinjau dari bentuknya
          1. Obligasi Atas Nama
Pengambilan bunga pada obligasi ini hanya dapat dilakukan oleh nama yang terdaftar dalam obligasi, sehingga jika dijual harus lapor ke perusahaan yang mengeluarkan, karena harus balik nama.
          1. Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi ini bebas tidak ber-atas nama, setiap lembar obligasi disertai dengan kupon-kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga, kupon tersebut digunakan untuk mengambil bunga. Pembeli bebas tanpa melapor jika menjualnya ke orang lain.


Bagian II
Penentuan Harga dan Pencatatannya

    1. Menentukan Harga Obligasi
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar nominalnya. Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi, semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya.
Untuk mengetahui apakah bunga obligasi cukup besar, bandingkan persentase bunga obligasi dengan persentase bunga di pasar. Perbandingan ini menghasilkan 2 pengertian :
      1. Agio
Adalah Persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar
      1. Disagio
Adalah Persentase bunga obligasi kurang atau lebih rendah dari tingkat bunga di pasar
Contoh Perhitungan untuk menentukan besarnya harga Obligasi
Contoh soal :
Pada tanggal 1 Januari 2008 Tuan Johny membeli obligasi PT. ANEKA nilai nominal : Rp. 100.000.000,- bunga : 7% per tahun dibayarkan setiap tanggal 31 Desember, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2012, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya (tarif efektif) sebesar 8 %.
Jawab :
Perhitungan harga beli oleh Tuan Johny sebagai berikut :
      • Nilai tunai jumlah jatuh tempo
= Nilai Nominal Obligasi x A n 7 p
= Rp. 100.000.000 x A 5 7 8
= Rp. 100.000.000 x 0,68058
= Rp. 68.058.000,-
      • Nilai tunai bunga yang akan di terima
Bunga = 7% x Rp. 100.000.000 = Rp. 7.000.000,-
= Bunga x a n 7 p
= Rp. 7.000.000 x a 5 7 8
= Rp. 7.000.000 x 3,99271
= Rp. 27.948.970,-
Jadi harga beli obligasi diatas menghasilkan tarif efektif 8% adalah sebesar Rp. 68.058.000 + Rp. 27.948.970 = Rp. 96.006.970
Atau dengan kata lain disagio obligasi sebesar :
Rp. 100.000.000 – Rp. 96.006.970 = Rp. 3.993.030

    1. Pencatatan Penanaman Modal Dalam Obligasi
Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti komisi, provisi, materai dll.
Pada obligasi terdapat bunga, apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli membayar harga beli ditambah bunga berjalan yaitu bunga sejak tanggal pembayaran terakhir sampai tanggal pembelian obligasi.
Contoh perhitungan bunga berjalan dan pencatatan obligasi :
Ny. Yuniati tanggal 1 Agustus 2008 membeli 8 lembar obligasi PT. UMI dengan nominal perlembar Rp. 100.000.000,-
Dengan kurs 101. obligasi ini berbunga 12 % setahun, dan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember. Pada saat pembelian dibayar provisi dan materai sebesar Rp.2.500.000,-
Perhitungan
      • Harga Perolehan Obligasi
Harga Kurs : x ( 8 lbr x 100.000.000) = 808.000.000
Provisi dan Materai 2.500.000 +
Harga Perolehan Rp. 810.500.000

      • Bunga Berjalan (Mei – Agustus 2008)
Tanggal bunga terakhir : 1 Mei 2008
Tanggal Pembelian : 1 Agustus 2008
Periode Bunga Berjalan : x 12% x 800.000.000
(3 bulan/12 bulan x bunga x harga obligasi)
: Rp. 24.000.000,-

Kita bisa lihat pada tabel, bagaimana cara penulisan jurnalnya :
Transaksi
Jurnal

1 Agustus 2008
Pembelian Obligasi




1 Nopember 2008
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 800.000.000
= Rp. 48.000.000,-





Pembelian obligasi PT. UMI Rp. 810.500.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 24.000.000,-
Kas Rp. 834.500.000,-



Kas Rp. 48.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 48.000.000,-

atau

Kas Rp. 48.000.000,-
Piutang Pendptn. Bunga Rp. 24.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 24.000.000,-


Bagaimana pencatatannya jika terdapat agio atau disagio pada saat pembelian obligasi? Dalam penanaman modal jangka panjang, agio atau disagio obligasi ini diamortisasi selama umur pemilikan obligasi, sehingga pada tanggal jatuh tempo obligasi yang dimiliki saldonya sebesar nilai nominal.
Amortisasi biasanya digunakan untuk menunjukkan penyusutan dari agio obligasi, sedangkan penyusutan disagio disebut akumulasi. Amortisasi agio atau akumulasi disagio biasanya dikerjakan dengan metode garis lurus.
Contoh perhitungan akumulasi disagio :
Pada tanggal 1 Maret 2006 dibeli obligasi, nominal Rp. 100.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2008 dengan harga Rp. 96.600.000 termasuk komisi dan materai. Bunga dibayarkan setiap 1 Januari dan 1 Juli tiap-tiap tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008 obligasi dilunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan :
Harga beli Rp. 96.600.000,-
Bunga berjalan: x 12% x Rp. 100.000.000 Rp. 2.000.000,- +
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 98.600.000,-

Disagio obligasi = Rp. 100.000.000 – Rp. 96.600.000 = 3.400.000,- akan diakumulasikan selama umur obligasi yaitu 34 bulan ( 1 Maret 2006 s/d 31 Desember 2008). Akumulasi disagio setiap bulan sebesar :




Jurnal yang akan dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut diatas adalah :
Transaksi
Jurnal

1 Maret 2006
Pembelian Obligasi



1 Juli 2006
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 6.000.000,-

31 Desember 2006
Penyesuaian
    1. mencatat bunga 6 bulan


    1. akumulasi disagio
10 bulan x Rp. 100.000 = Rp. 1 jt

1 Januari 2007
a) Penyeseuai kembali


    1. Penerimaan bunga

1 Juli 2007
Penerimaan Bunga
6/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 6.000.000,-

31 Desember 2007
Penyesuaian
  1. Mencatat pendapatan bunga


  1. Akumulasi disagio
12 bln x Rp. 100.000 = Rp. 1,2 jt

31 Desember 2008
Dilunasi obligasi


Penanaman Modal Obligasi Rp. 96.600.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 2.000.000,-
Kas Rp. 98.600.000,-



Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-




Piutang Bunga Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-

Penanaman Modal Obligasi Rp. 1.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 1.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Piutang bunga Rp. 6.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-

Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-




Piutang Bunga Rp. 6.000.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 6.000.000,-


Penanaman Modal Obligasi Rp. 1.200.000,-
Pendapatan Bunga Rp. 1.200.000,-


Kas Rp.100.000.000,-
Penanaman Mdl Obligasi Rp. 100.000.000,-



Bagian III
Penjualan, Pertukaran dan Pelunasan Obligasi

  1. Penjualan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo
Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan untuk penanaman modal jangka panjang dijual sebelum tanggal jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi penjualan didasarkan pada jumlah uang yang diterima dengan nilai buku obligasi.
Nilai buku obligasi dihitung dengan cara : Harga perolehan obligasi di tambah dengan akumulasi disagio sampai tanggal penjualan atau Harga perolehan obligasi di kurangi amortisasi agio sampai tanggal penjualan.
Contoh perhitungan Nilai Buku dengan amortisasi agio
Pada tanggal 1 April 2006 dibeli obligasi, nominal Rp. 100.000.000 bunga 12%, jatuh tempo tanggal 31 Desember 2008, dengan harga Rp. 106.600.000 (termasuk komisi dan biaya lainnya). Bunga di bayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal jatuh tempo obligasi dilunasi.
Jawab :
Agio obligasi sebesar Rp. 100.000.000 – Rp. 106.600.000 = Rp. 6.600.000
Diamortisasi ( 1 April 2006 s/d 31 Desember 2008 ) : 33 bulan
Maka amortisasi agio tiap bulan :
Harga perolehan obligasi Rp. 106.600.000
Amortisasi Agio:
Tahun 2006 = 9 bln x Rp. 2 rb = Rp. 1,8 jt
Tahun 2007 = 12 bln x Rp. 2 rb = Rp. 2,4 jt
Tahun 2008 = 3 bln x Rp. 2 rb = Rp. 6 jt
Rp. 4.800.000 -
Nilai buku obligasi Rp. 101.800.000
Harga jual obligasi Rp. 101.500.000 -
Rugi penjualan obligasi Rp. 300.000
Bunga berjalan x 12% x Rp. 100 jt Rp. 1.000.000
Uang yang diterima = 101,5 jt + 1 jt Rp. 102.500.000

Pencatatan jurnalnya :
Transaksi
Jurnal

Mencatat amortisasi agio selama 3 bulan
3 bulan x Rp. 2.000.000


Mencatat penjualan dan penerimaan bunga


Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.000.000,-
Penanaman Modal Obligasi Rp. 6.000.000,-



Kas Rp.102.500.000,-
Rugi penjualan obligasi Rp. 300.000,-
Penanaman modal obligasi Rp. 101.800.000,-
Pendapatan bunga Rp. 1.000.000,-


  1. Pertukaran Obligasi
Apabila obligasi yang dimiliki minta di tukar dengan surat berharga lain, maka rekening penanaman modal dalam obligasi ditutup dan dibuka rekening penanaman modal yang baru. Surat berharga yang diterima dicatat sebesar harganya di bursa, selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.
Contoh soal penukaran obligasi dengan saham biasa
Misal obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000.000,- bunga 12%, dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
Pada tanggal 1 April 2007 nilai bukunya sebesar Rp. 102.400.000,- dan ditukarkan dengan 10 lembar saham biasa, nominal Rp. 1.000.000,-/lbr. Pada tanggal tersebut harga pasar saham biasa tercatat sebesar Rp. 1.200.000/lbr.
Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi diatas :
Transaksi
Jurnal

Mencatat amortisasi agio selama 3 bulan



Mencatat pertukaran obligasi dengan saham biasa



Mencatat penerimaan bunga berjalan obligasi untuk 1 bulan :
1/12 x 12% x 100.000.000
= Rp. 1.000.000,-


Pendapatan bunga obligasi Rp. xxx
Penanaman Modal Obligasi Rp. xxx



Penanaman modal saham Rp.120.000.000,-
Penanaman modal obligasi Rp. 102.400.000,-
Laba pertukaran obligasi Rp. 9.600.000,-


Kas Rp. 1.000.000,-
Pendapatan bunga Rp. 1.000.000,-


  1. Pelunasan Obligasi sebelum Jatuh Tempo
Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dilakukan dengan memberi agio pada pemegang obligasi pada waktu pelunasan terjadi.
Akumulasi disagio atau amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dengan cara garis lurus tetapi menggunakan amortisasi dipercepat.

Contoh soal pelunasan sebelum jatuh tempo dengan amortisasi agio dipercepat
Obligasi dibeli tanggal 1 Januari 1996 dan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2016. daftar tanggal pelunasan dengan jumlah pelunasan sebagai berikut :
Dilunasi tanggal 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2005 = 105
Dilunasi tanggal 1 Januari 2006 sampai 31 Desember 2010 = 103
Dilunasi tanggal 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2015 = 101
Apabila obligasi ini dibeli diatas nilai nominal maka perhitungan amortisasi agionya harus dibuat sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo tiap-tiap jangka waktu.
Misal obligasi nominal Rp. 10.000.000 dibeli dengan harga Rp. 11.000.000,- amortisasi yang dipercepat dihitung sebagai berikut :
Kurs 105
Kurs 103
Kurs 101
Kurs 100
Pelunasan obligasi seperti ini dicatat dalam buku investor dengan debit kas, kredit penanaman modal dalam obligasi sedangkan laba ruginya merupakan selisihnya. Penerimaan bunga tetap dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.
  1. Dana Pelunasan Obligasi
Perusahaan yang mengeluarkan obligasi seringkali harus mengumpulkan dana pelunasan obligasi agar dapat memenuhi perjanjian pada waktu menjual obligasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk melunasi obligasi pada tanggal jatuh tempo.
Dana biasanya dibentuk dengan simpanan tiap-tiap periode, simpanan ini bisa dalam jumlah yang sama dapat juga dalam jumlah yang tidak sama. dana ini biasanya digunakan dulu untuk mencari pendapatan yaitu dengan cara di tanamkan pada modal surat berharga berjangka pendek.
Pengurusan dana ini bisa oleh perusahaan itu sendiri atau di wali-kan. Jika perusahaan itu sendiri maka langsung dicatat dalam buku-buku perusahaan. Jika di wali-kan maka setiap periode, wali mengirimkan laporan mengenai kegiatan dana.

  1. Dana dan Pembatasan Laba Tidak Dibagi
Pembatasan laba tidak dibagi dimaksudkan agar para pemegang saham tidak dapat meminta pembagian seluruh saldo laba tidak dibagi sebagai deviden. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya usaha perusahaan. Bisa juga untuk memelihara jalannya perusahaan pada waktu perusahaan membentuk dana misalnya dana pelunasan obligasi.
Misalnya PT. DANA JAYA membentuk Dana Pelunasan Obligasi (DPO) sebesar Rp. 1.000.000.000,- pembentukan dana ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Dana Pelunasan Obligasi-Kas Rp. 1.000.000.000,-
Kas Rp. 1.000.000.000,-

Sehubungan dengan pembentukan dana ini diadakan pembatasan laba tidak dibagi dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Laba Tidak Dibagi Rp. 1.000.000.000,-
Laba Tidak Dibagi untuk DPO Rp. 1.000.000.000

Sesudah dilakukan pembatasan dengan jurnal seperti diatas maka laba tidak dibagi yang masih bebas dan dapat dibagi sebagai deviden berkurang sebesar Rp. 1.000.000.000,- apabila hutang obligasi sudah dilunasi dengan menggunakan dana pelunasan obligasi maka tidak diperlukan lagi pembatasan laba tidak dibagi. Untuk penghapusan maka laba tidak dibagi dikembalikan ke rekening Laba Tidak Dibagi, jurnal :

Laba Tidak Dibagi untuk DPO Rp. 1.000.000.000,-
Laba Tidak Dibagi Rp. 1.000.000.000,-


Lanjut >>> BAGIAN IV

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Zaki Baridwan, Akuntan, Intermediate Accounting, Edisi 3, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, 1981.


*maaf jika berantakan pengaturannya, karena editing di di blog berbeda dengan microsoft word.